Yang penting kan aqidahnya! Yang penting kan menguasai fiqh ibadah sesuai syariat! Yang penting kan hafal alquran!
Mungkin kita sering mendengar ungkapan-ungkapan semisal di atas. Aqidah memang penting karena dengan itu merupakan tiket masuk jannah. Fiqh juga penting karena dengannya seorang muslim dapat membedakan antara amalan yang disyariatkan dan yang tidak. Dan Al quran juga tak kalah penting karena merupakan pedoman seorang muslim.
Namun banyak di antara kita -kadang- melupakan akhlak islamiyah. Padahal akhlak yang dibangun di atas keimanan tak kalah pentingnya. Sebab akhlak tak dapat dipisahkan dari hal yang tersebut di atas. Ia merupakan satu kesatuan dengan dien Islam.
Sangat disayangkan memang kita sering berbuat tidak adil. Perhatian kita terhadap akhlak islami sangat tidak sebanding berbanding lurus dengan masalah aqidah atau fiqh. Sehingga sedikit demi sedikit generasi Islam kurang dan bahkan tidak mengerti akhlak islami.
Acap kali kita terlena dengan rutinita yang ada. Akhlak kita anggap biasa. Tak perlu dipelajaripun. Asalkan perilaku yang ada tidak bertentangan dengan norma yang masyarakat dan agama. Semua berjalan apa adanya.
Kadang kita lupa. Ketika musuh-musuh Islam tidak dapat keimanan menghancurkan umat Islam, mereka menempuh cara lain yakni dengan merusak akhlak mereka. Alhasil, yang mereka peroleh bahkan lebih memuaskan. Karena hakekat kerusakan umat berasal dari rusaknya akhlak. Pun, sejarah mencatat bagaimana bani Israil hancur karena rusaknya akhlak para wanitanya.
Padahal akhlak juga memiliki kaitan yang sangat erat dengan agama. Sebab pada dasarnya pendorong akhlak selalu berasal dari kesadaran beragama. Sebagai bukti ketika kesadaran beragamanya kuat tentu akhlaknya juga akan baik. Lantas bagaimana dengan seorang yang nampak sholih tapi perilakunya tidak mencerminkan kesholihannya?
Tentunya hal itu dapat dijadikan tolok ukur. Kesholihannya hanya secara dhohir saja. Belum menjadi bagian dari dirinya. Atau, bisa saja dia tergelincir kedalam kesalahan. Sehingga menyebabkannya melakukan sesuatu yang tidak mencerminkan akhlak islami. Sangat bijak kiranya kita berbaik sangka.
Padahal ketika agama menjadi satu-satunya sumber akhlak islami maka hasil yang didapatkan akan sangat mencengangkan. Sebagaimana sejarah mencatat para shahabat yang mana mereka langsung dididik dengan wahyu ilahi. Begitu juga dengan tangan Rasulullah yang mengajari mereka al kitab dan hikmah yang mengeluarkan dari kegelapan kepada cahaya Islam.
Dalam waktu yang terbilang singkat, masyarakat jahiliyah menjadi kaum paling beradab. Akhlak tak hanya menjadi “penghias diri” tapi betul-betul menyatu dan menjadi “jati diri”.
Leave a Reply