Sami’allahu liman hamidah…… suara imam bergema memecah kesunyian, makmum yang ruku’ pun ikut berdiri tegak, mengikuti sang imam.
Sami’allahu liman hamidah, kata yang sangat akrab dengan lidah kita. Dalam sehari, minimal kita mengucapkannya sebanyak 17 kali.
Sami’allahu liman hamidah, mudah diucapkan, anak kecil pun bisa.
Sami’allahu liman hamidah, sudah kita hafal di luar kepala, lidah kita sudah otomatis mengucapkannya ruku’.
Sami’allahu liman hamidah, pernahkah anda penasaran apa artinya kalimat itu? Atau karena lidah kita sudah otomatis mengucapkannya, kata itu menjadi sesuatu yang “biasa” tanpa makna?
Sami’allahu liman hamidah, pernahkah hatimu ingin tahu apa artinya?
Sami’allahu liman hamidah, apakah hanya sekedar bunyi tanpa makna? Kita menikmati kicau burung, meski sekedar bunyi tanpa ada makna. Kita tidak menikmati ucapan sami’allahu liman hamidah. Kita lebih menikmati kicau burung.
Sami’allahu liman hamidah, sekali lagi, apakah hanya sekedar bunyi tanpa arti?
Sami’allahu liman hamidah, sebuah kalimat yang diucapkan dalam shalat, menjadi pengganti takbir, menggantikan kalimat Allahu Akbar.
Sami’allahu liman hamidah, bukan kalimat sembarangan, karena ada perintah mengucapkannya dalam shalat, dalam sebuah ibadah yang sama sekali bukan sembarangan, bukan hal sepele. Perintah menegakkan shalat sejajar dengan perintah ibadah.
Allah berfirman:
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku.
Thaha ayat 14
Aku tahu Allah adalah tuhan yang benar, lalu apa?
Jika kamu tahu bahwa Allah adalah tuhan yang benar, maka sembahlah Allah, dan tegakkanlah shalat.
Apakah karena kita menganggap shalat sebagai hal sepele, akhirnya kata-kata dalam shalat juga kita anggap sepele?
Sami’allahu liman hamidah, bukan kalimat sepele.
Sami’allahu liman hamidah, mengandung makna yang dalam, makna yang luar biasa indah.
Itu pasti.
Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, Maha Adil, Maha Rahman dan Rahim, Maha Suci, tidak akan meletakkan kata sia-sia dalam shalat, sebuah amalan yang amat dicintaiNya.
Sami’allahu liman hamidah, apa artinya?
Mari kita simak Imam Nawawi menjelaskannya dalam Syarah Shahih Muslim:
Arti sami’allahu liman hamidah : Allah mengabulkan doa orang yang memujiNya, dan makna Allah mendengar kalian, yaitu mengabulkan doa kalian.
Pada bagian lain, Imam Nawawi berkata:
Para ulama mengatakan: arti mendengar di sini adalah mengabulkan, artinya, siapa yang memuji Allah dengan mengharap pahalaNya, Allah akan mengabulkan harapannya, dan memberikan apa yang dia minta. Maka kita mengatakan Rabbana, walakal hamdu, untuk meraih pahala.
Allah menjamin untuk mengabulkan doa, menjamin untuk memberi ganjaran bagi pujian. Maka kita segera menyambut hadiah ini dengan mengatakan rabbana walakal hamd,
Ya Allah kabulkan doa kami, kabulkan pujian kami, kami akan memujiMu.
Sami’allahu liman hamidah, Allah mengabulkan doa orang yang memujiNya
Sami’allahu liman hamidah, Allah akan memberi pahala orang yang memujiNya.
Berita gembira dari Allah untuk kita, dari Allah yang Maha Rahmaan, Maha Luas RahmatNya. Berita gembira dari Allah, yang mengirim kita ke alam dunia, yang memberi kita hidup, dengan segala kelengkapannya. Dari Allah yang memberi kita otak, mata dan telinga, yang memberi kita jantung dan lambung.
Sami’allahu liman hamidah, berita gembira mengandung bisikan lembut menembus hati kita, mengajak untuk berdoa dan memujiNya.
Alangkah baiknya Allah.
Ditulis oleh ustadz syarif ja’far baraja
[…] Sami’allahu liman Hamidah; […]