Malam berpendar dalam sunyinya, aku belum mengantuk, masih begitu banyak tugas kuliah yang mesti kukerjakan. Tapi… aku tidak sedang mengerjakannya, karena kini aku lebih tertarik untuk meluapkan rasa haru sekaligus kehilangan, sekalipun aku tak mengenal siapakah orang yang telah pergi itu…
Aku termangu menatap layar FB ku, dalam sebuah status salah satu temanku “Hanunah Naurah Lam’aa” aku membaca sebuah berita duka (at 20 desember skitar pukul setengah sebelah malam)
“Innalillahi wa inna ilaihi roji’un, telah berpulang ke hadirat Allah saudari kita IMA FATAYA (teman FB) Semoga amal beliau diterima disisiNya, diampuni dosa-dosanya dan mendapat kedudukan disisiNya. Kami pasti merindukanmu ukhtii… saudariku yg selalu memberikanku semangat dalam menuntut ilmu”
Awalnya saya hanya terharu tanpa tangis, tapi… sesaat kemudian saya ingin sekali membuka profil ukhti IMA FATAYA, karena beliau bukanlah teman FB saya, akhirnya saya buka profilnya melalui frendlist ukhti Hanunah.
Saat membaca status terakhir yang almarhumah tulis, tak terasa butiran airmata ini mengalir, sekujur tubuh saya merinding, jantung saya berdetak kencang.
Tahukah kalian apa yang almarhumah tuliskan dalam status FB terakhirnya? (at 15 desember)
Berikut bunyi pesan terakhir tersebut;
“Assalamu alaykum Akhwatiy… jazaakunnallah khoyr karena kalian bersedia menjadi sahabatku, n sudi untuk membagi ilmu padaku, tak ada yang bisa aku lakukan untuk membalas kebaikan kalian, kecuali doa” semoga Allah membalas kebaikan kalian dan memudahkan jalan kalian hingga menuju surga Nya” Amiin, AKU IJIN PAMIT AKHWATII…, maafkan atas semua khilaf n salah yang pernah aku lakukan, yang membuat kalian terluka, aku minta keikhlasannya semua. Uhibbukunna Fillah”
Dan sahabat-sahabatnya pun bertanya apa maksud dari kata PAMIT itu, memangnya ia hendak kemana?
Fulanah; pamit mau kemana ukh?
Fulanah; kenapa pamit ukh?
Fulanah; afwan mau pamit kemana ukh?
Ayahanda Ima ; ima harus semangat ,sabar nak, bersama kesulitan pasti ada kemudahan
Fulanah; Kok tiba-tiba jeng? Chat by YM nya masih tetep kan?
Almarhumah IMA menjawab dalam untaian kata yang membuat air mata ini semakin tak terbendung,
“Jazaakunnallah khoyr… tidak aku pungkir dengan fb aku dapat banyak manfaat, bisa mengenal kalian yang selalu membagi ilmu padaku, tapi juga tidak aku pungkiri fb telah banyak menyita waktuku. Itu karena aku yang tidak pintar mengatur waktu… Boleh ana minta nomor hp antunna? Dengan itu ana harap silaturahmi kita tetap terjalin meski aku resign dari fb . Akhwatii… keep istiqomah”
“ @:Papaku ; “Papa… kaulah yang selalu sabar menghadapi kelemahan anakmu, sabar ya pa tuk terus membimbing ima, semangat itu ada mungkin sedikit melemah, tapi tidak mustahil untuk bertambah, papa… luv u ^^”
Kemudian ayahanda ima membalas pesan manis yang mengharukan itu
“Anakku, bukan ayah namanya kalau tidak penuh cinta pada putri kecilnya, apapun dan bagaimanapun ima, papa bangga sama ima dan akan selalu menyayangi ima. Senyumlah selalu anakku, karena tampak cantik dengan senyum”
Almarhumah Ima berkata dalam untaian kata yang membuat mata menangis namun bibir ini tersenyum,
“Papa… ima terharu, ima pun bangga punya ortu yang bijak seperti papa, terimaksih pa… Putri kecil papa sekarang sudah dewasa sudah saatnya menggantikan peran papa tuk bertanggung jawab atas diri ima. Ima akan tersenyum selalu untuk bahagia papa. *senyum mengembang*”
Begitulah bunyi status terakhir saudariku, IMA FATAYA yang aku tak sempat mengenalnya, namun… kata-kata itu begitu menyentuh…begitu bermakna… mengingatkan kita untuk tak lalai pada kewajiban yang utama, memberi kita ibroh yang nilainya tak terhingga.
Dan dari status Ukhti Hanunah Naurah Lam’aa. Saya kembali mendapat penjelasan tentang sebab kepergian ukhti IMA dan bagaimana kemuliaan akhlaknya, Subhanalloh…
Berikut yang ditulis ukhti Hanunah;
“Beliau adalah teman fb ana… sakit lemah jantung … namun ana dengar kabar katanya telah sembuh, wallahu alam, /// meninggal tadi siang… beliau adalah salah satu akhwat penghapal Al Qur An Insya Alloh… semangat beliau dalam menuntut ilmu tak pernah pudar… nasehat beliau kepada ana sangat banyak dan bermanfaat sekali…beliau selalu berusaha menjauh dari maksiat dan bid’ah… selalu bertanya tentang sunnah… selalu ingin belajar bersama tentang dien… selalu bertanya tentang kekurangannya… banyak akhlak beliau yang bisa dicontoh, Wallahu A’lam// T.T”
. نحسبه كذالك ولانزكي على الله أحدا
Subhanallah…
Kini hanya penyesalan yang ada dalam diri saya, kenapa sebelumnya saya tak sempat menjalin pertemanan dengannya
Sungguh akhwat berakhlak mulia…
Dalam ingatan dan hatinya ada Al Qur An
Dalam dirinya tentu terkandung kemuliaan
Dalam darah dan nadinya mengalir keistiqomahan…
Betapa kau telah menyiapkan diri demi kepergian ini…
IMA saudariku… walau kami belum sempat mengenalmu, namun catatan-catatanmu ini akan menjadikan kami mencintaimu… mencintaimu karena Alloh
IMA saudariku… status FB mu itu adalah ilmu pertama dan terakhir yang bisa aku dapat darimu, tapi… ilmu itu InsyaAlloh akan selalu berpendar dalam hatiku
Mengingatkan aku bahwa sang waktu adalah hal yang semakin berlalu, dan suatu saat nanti akan merenggut kita dari dunia fana ini menuju ke kehidupan yang sebenarnya.
IMA ukhtiku… aku tak sempat mengenalimu…
tapi… semoga kelak kita bisa berjumpa di Jannah Nya, agar aku bisa menyampaikan kata “Jazaakillah khoyr atas ilmu yang bermanfaat ini dan uhibbuka fillah”
dan jika aku yang belum sempat mengenalimu merasa kehilanganmu… apalagi mereka yang pernah berbagi cerita, ilmu, tausiyah dan pengalaman denganmu…
tentu mereka begitu terpukul atas kepergianm
tentu mereka sangat kehilangan mutiara sepertimu
Selamat jalan ukhtiku…
Semoga selesainya urusan duniamu ini disudahi dengan husnul khotimah
Semoga Alloh mengampuni segenap kekhilafan dan dosa-dosamu
Semoga Alloh menerima segala amalan baik dan ibadahmu
Semoga Alloh menempatkanmu diantara orang-orang sholeh dan sholehah
Aku akan merindukanmu…, sekalipun aku tak pernah mengenalimu…ya ukhti…
***(Semoga orang tua, saudara, sahabat, teman yang ditinggalkan mutiara terindah bernama IMA FATAYA bisa ditabahkan hatinya dan ikhlas menerima kepergian sang mutiara, karena InsyaAlloh mutiara itu kini sedang tersenyum damai di sisi Alloh, amiin… Allohumma amiin…)***
Ditulis oleh Septia Indrasari.
[…] Ukhti Ima, semoga engkau Bahagia; […]