“Kata-kata itu, bisa mati,” tulis Sayyid Qutb, “Kata-kata juga akan menjadi beku, meskipun ditulis dengan lirik yang indah atau semangat. Kata-kata akan menjadi seperti itu bila tidak muncul dari hati orang yang kuat meyakini apa yang dikatakannya. Dan seseor…ang mustahil memiliki keyakinan kuat terhadap apa yang dikatakannya, kecuali jika ia menerjemahkan apa yang ia katakan dalam dirinya sendiri, lalu menjadi visualisasi nyata apa yang ia katakan.” lanjut Sayyid Qutb dalam karya monumentalnya Fii Zilaalil Qur’aan.
inilah kenyataan yang kita lihat hari ini
betapa banyak ayat-ayat Allah
yang kita tampilkan di ruang maya ini
tapi nurani kita jujur mengatakan
TAK TERTARIK !!!!
Ada yang salah disini…!
Maka kita harus memutabaah itu semua
mengapa tulisan-tulisan itu
tak bisa menggerakkan kita menjadi lebih baik….!!
dan itu bermula di Niat
di awal mengapa tulisan itu di postingkan
“(Allah) yang Mengetahui semua Yang Ghaib dan Yang Nyata, Yang Maha Besar dan Maha Tinggi….” QS.13:9
Maka dalam perang Muktah kita belajar
Apa penjelasannya, bahwa 3.000 mujahid dari badui-badui gurun jazirah Arab, berani melawan 200.000 pasukan Romawi dalam perang Muktah? Mereka tidak menang, memang, dalam pertempuran yang berlangsung tahun kedelapan hijriah itu. Tiga panglima mereka gugur sebagai syuhada; Zaid Bin Haritsah, Ja’far Bin Abi Thalib, Abdullah Bin Rawahah. Ketika Khalid mengambil alih kepemimpinan, yang ia lakukan adalah mundur teratur untuk menyelamatkan nyawa mujahidin yang tersisa.
Sementara anak-anak melempari mereka dengan batu saat kembali ke Madinah, karena dianggap melarikan diri, Rasulullah justru menggelari Khalid sebagai Syaifullah Al Maslul. Pedang Allah yang terhunus. Menyelamatkan nyawa pasukan adalah keputusan bijak seorang pemberani. Berhasil mundur dari kejaran pasukan sebesar itu adalah keahlian tempur seorang jenius perang. Tapi berani melawan pasukan sebesar itu adalah pesan penting bagi Romawi; pertempuran sudah kita mulai, dan kami akan kembali.
Perang Yarmuk adalah saksi kejeniusan perang Khalid. Pertempuran yang terjadi sekitar enam tahun setelah setelah pertempuran Muktah itu, memang terlalu legendaris. Bayangkan 36.000 mujahid Muslim melawan 240.000 pasukan Romawi. Gelar Rasulullah Saw kepada Khalid jadi kenyataan. Sejak itu Romawi diusir dari wilayah jazirah Arab, Syam kemudian Mesir.
Apa penjelasannya, bahwa mujahid Badui itu bisa menaklukkan imperium besar seperti Romawi dan Persi? Dalam pendekatan aqidah dan iman, kemenangan itu dapat dengan mudah ditafsirkan. Tapi dalam pendekatan strategi perang, kita mungkin perlu mempelajari The Art of War dari Sun Tzu, strategi perang tertua yang ditulis 500 tahun sebelum Masehi dan telah mengilhami China dan Jepang selama 2400 tahun. Atau The Military Institution of The Romans yang ditulis oleh Vegetius kepada Valentinian II sekitar tahun 390 M, dan kelak mengawali pengembangan tentara regular di Eropa. Atau My Reveries Upon Art of War yang ditulis Jenderal Maurice De Saxe tahun 1732 M. Strategi ini merupakan kembangan ide-ide Vegetius dan kelak banyak mengilhami Napoleon seperti diurai Stonewall Jackson dalam The Military Maxims of Napoleon. Atau The Secrets Instruction Frederick The Great to His Generals yang secara kebetulan ditemukan dalam kopor kecil Jenderal Czetteritz tahun 1760. Atau On War dari Carl Von Clausewitz’s tahun 1832. Kedua pemikiran strategi militer inilah yang melatari semua pengembangan strategi perang Jerman.
Kebesaran Mujahid Badui yang telah menaklukkan Imperium Persi dan Romawi itu hanya mungkin kita pahami dalam kerangka pemikiran-pemikiran strategi perang itu. Khalid tumbuh dalam tradisi perang gerilya yang menjadi ciri perang masyarakat jazirah. Tapi ia menguasai cara berpikir tentara regular Romawi yang mengusai pola perang konvensional dengan alutsista besar sejak 200 tahun sebelumnya. Keteraturan adalah ciri pasukan Persi dan Romawi, atau tentara Modern. Ketidakteraturan adalah ciri pasukan gerilya. Diperlukan waktu untuk menemukan pola dalam ketidakteraturan itu. Khalid mempelajari keteraturan itu sebagai sebuah kekuatan, tapi tetap menggunakan pola perang gerilya sebagai kombinasi dari pusat kekuatannya. Tapi mereka gerilyawan yang agresif. Jadi secara strategi ia unggul. Ia tahu cara berpikir musuhnya. Tapi musuh tidak tahu keseluruhan cara berpikirnya. Ketahuilah cara berpikir musuhmu, tapi jangan berpikir dengan cara berpikirnya.
Itu perang di dunia nyata
adadapun di dunia maya
ada 500 Juta members Facebook
harus membuat kita menempatkan
semangat di belakang iman
itu agar niat kita menyampaikan risalah Rabb kita
memiliki kekuatan untuk mengubah orang yang membacanya
walau hanya satu orang dari 500 juta orang itu
yang tergerak dengan tulisan tersebut
itu sudah cukup untuk kita
berdoa pada Allah
“Ya Rabbana bantu aku menyampaikan kebenaran ini”
Inilah Dakwah di dunia Maya sejatinya
akan banyak rintangan yang menghantam
mulai dari rasa ujub
mulai dari rasa malas
yang menodai niat kita
hingga ayata-ayat Allah itu
tak lebih dari hiasan di depan layar komputer kita
itu semua tak boleh terjadi
pada diri Mujahid Facebooker’s
karena dari ketikan kita di keyboards lah
kita mendeklarasikan diri
menjadi seorang mujahid
sebagai bagian dari cita-cita mempercepat
tegaknya peradaban Islam itu.
Maka wahai engkau Mujahid Facebookers !!!
teruslah warnai dunia maya ini
dengan warna indahnya Islam
sampaikan risalah-risalah Tuhanmu
dengan kekuatan ruh yang mengakar dari kata-kata yang engkau tuliskan……
dan itu semua akan terjadi
jika engkau yakin dengan yang engkau tuliskan
keyakinan itu adalah engkau melakukan apa yang ada ditulisan itu, sebelum orang lain membaca tulisan itu
jika tidak
maka tak ada artinya tulisan-tulisan indah itu
walah banyak terdapat firman Allah dan perkataan nabi kita….
Tulisan yang memiliki ruh
untuk menggerakkan orang yang membacanya
adalah persembahan dakwah para mujahid
FACEBOOKER’S
Inilah kemenangan…….!
by : Hamzah
kutulis ketika telingaku mendengarkan tilawah quran belahan hatiku..Ida Ummu Jundi…..barakallahu sayang…!
Leave a Reply