Alkisah, suatu pagi pada hari raya Sultan Mesir keluar dari sebuah iring-iringan yang sangat besar. Para petugas keamanan berbaris di kanan kiri jalan dan para pegawai mengiringinya. Para gubernur pun merendahkan diri di hadapannya sebagai bentuk penghormatan.
Al Izz bin Abdussalam menyaksikan semua itu. Saat itulah Al Izz memanggil sang sultan, “Wahai Ayyub, apa alasanmu di hadapan Allah ketika Dia bertanya kepadamu, ‘Bukankah Aku yang telah menjadikanmu sebagai raja di Mesir? Namun, mengapa kamu membolehkan adanya minuman khamar?
https://www.clawscustomboxes.com/c8xosujka Sultan menjawab, “apakah hal itu terjadi?” Al Izz berkata, “Ya, di tempat ini dan itu terdapat sebuah kedai yang menjual minuman keras.” Sultan berkata, “Wahai tuan, itu bukan perbuatan saya, tetapi sudah terjadi sejak zaman bapak saya berkuasa.”
https://nedediciones.com/uncategorized/r49m1mdz Al Izz bin Abdussalam pun menggelengkan kepalanya, lalu berkata, “Anda seperti orang-orang yang mengatakan, ‘Sesungguhnya kami mendapatkan bapak-bapak kami melakukan hal yang seperti itu’.”
https://www.clawscustomboxes.com/wz5s1wipeSultan Ayyub pun langsung mengeluarkan peraturan yang memerintahkan untuk menutup kedai-kedai yang menjual minuman keras dan melarang semua jenis minuman keras di Mesir.
https://blog.extraface.com/2024/08/07/bdtyxl9hgjmhttps://oevenezolano.org/2024/08/gfk35jp Berita tersebut menyebar luas di kalangan khalayak ramai. Ketika Al Izz bin Abdussalam kembali ke majelis pengajiannya, salah seorang murid menghampirinya dan bertanya, “Wahai Guru! Apa yang anda pikirkan ketika berada di hadapan sultan ketika itu?”
Al Izz menjawab, “Wahai anakku! Saat aku melihatnya (sultan Ayyub) dalam keagungan dan kebesaran seperti, terbersit dalam hatiku untuk menghinakannya agar ia tidak larut dalam kesombongan dan keangkuahan sebab hal itu akan merugikan dan menyiksa diri sendiri.”
https://www.psicologialaboral.net/2024/08/07/wr0vdpwXanax Order Uk Muridnya bertanya lagi, “Apakah tuan guru tidak takut kepadanya?” Al Izz menjawab, “Demi Allah, wahai anakku! Saya menghadirkan keagungan dan kebesaran Allah l dalam diriku sehingga saya melihat sultan itu seperti kucing.”
https://nedediciones.com/uncategorized/x5eayvrdjhttps://www.psicologialaboral.net/2024/08/07/3hvzwfgyjt oleh: firmansyah
Leave a Reply