Beberapa orang pedagang mengadukan seorang pelanggan kepada hakim. Mereka menuduh pelanggan itu tidak mau membayar harga barang yang telah diambilnya, bernilai jutaan rupiah.
Hakim bertanya kepada orang yang berhutang, “Bagaimanakah tanggapanmu terhadap tuduhan mereka?”
Tertuduh itu menjawab, “Apa yang merka tuduhkan memang benar, tetapi saya mohon agar mereka bersabar sampai saya dapat menjual lahan pertanian, unta, dan ternak saya.”
Mereka menjawab, “Dia berbohong pak Hakim! Demi Allah, sedikitpun dia tidak memiliki harta kekayaan.”
Si penghutang menjawab, “Pak hakim sudah mendengar sendiri kesaksian mereka tentang kebangkrutan say, lalu bagaimana pula mereka menuntut saya?” akhirnya hakim memutuskan bahwa tertuduh bebas.
Adam masih di surga
Seorang wanita berceramah di hadapan kaum pria dan wanita. Setelah memuji-muji pernaan dan jasa kaum wanita terhadap pria, ia berkata, “coba bapak-bapak pikirkan, bagaimanakah kiranya nasib pria kalau tidak ada kaum wanita?”
Dengan tenang, seorang pria menjawab, “tentunya, Adam masih berada si surga.”
Melihat dengan mata akal
Khalifah Al Ma’mun melihat anaknya yang masih kecil memegang buku catatan. Khalifah Al Ma’mun lantas bertanya, “Apa yang ada di tanganmu, wahai anakku?”
Anak itu menjawab, “Sebagian dari catatan ingatan. Ini untuk mengingatkan aku apabila lupa dan menemaniku bila aku kesepian.”
Mendengar penuturan anaknya, al mamun lantas berkata, “Alhamdulillah yang telah mengaruniaku rezeki dari anakku yang lebih banyak melihat dengan mata akalnya daripada mata jasmani dan usianya.”
Menghadap ke mana?
Seorang bertanya kepada ulama ahli fatwa, jika aku telah menanggalkan seluruh pakaianku kemudian aku turun ke sungai untuk mandi, aku harus menghadap ke kiblat atau ke mana?
Ulama fatwa itu menjawab, “hendaknya kamu menghadap ke arah pakaianmu agar tidak dicuri orang?”
Anak perempuan adalah rahasia ibunya
Ketika mengunjungi keluarga anaknya, seorang nenek memberi selembar uang kertas kepada cucu perempuannya. Uang itu diterima oleh sang cucu tanpa mengucapkan terima kasih.
Ibunya menegur, “apakah baik bagi anak seusia kamu menerima pemberian tetapi diam saja? Apa yang biasa ibu ucapkan apabila ayahmu memberi ibu uang?”
Anak itu berpikir sejenak lalu menjawab, “Oh ya, kalau menerima uang dari ayah, ibu selalu bilang ‘apakah Cuma segini?'”