Dalam bukunya, Mohammedanism, Gibb menulis,
“Tidak seorang pun dalam seribu lima ratus tahun ini, telah memainkan alat bernada nyaring yang demikian mampu dan berani, dan demikian luas getaran jiwa yang diakibatkannya, seperti apa yang dilakukan oleh Muhammad (melalui al Qur’an).”
Al Qur’an adalah mu`jizat abadi Nabi Muhammad. Ia menjadi kitab suci yang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap masyarakat dan berperan penting dalam sejarah peradaban manusia. Dari abad ke abad, kitab suci ini menjadi sumber inspirasi para penuntut ilmu, pemburu hikmah dan pencari hidayah. Para pujangga bertekuk lutut di hadapannya, para ulama` tak habis-habis membahasnya. Dialah satu-satunya kitab suci yang menyatakan dirinya bersih dari keraguan (lâ rayba fîhi), dijamin keseluruhan isinya (wa innâ lahu la hafizhûn), dan tiada mungkin dibuat tandingannya (lâ ya’tûna bi mitslih). Ia ibarat kompas pedoman arah penunjuk jalan dan obor penerang di kegelapan.
Mu`jizat al Qur’an tidak hanya dari segi sains, bahasa, tetapi juga I’jaz `adadi (keajaiban dari segi bilangan). Berikut bentuk i`jaz `adadi yang disebutkan oleh DR. Abu Zahrah an Najdi dalam bukunya, Min al I`jaz al Balaghi wa al `Adady li al Qur’an al Karim, yang sudah diterjemahkan oleh Agus Effendi dan diterbitkan oleh pustaka Hidayah, Bandung.
Tujuh Langit
Salah satu karunia yang dianugerahkan kepadaku oleh Allah SWT dan yang diajarkan-Nya kepadaku adalah bahwa kata “sab’u” berkaitan dengan kata “samawat”, sebelumnya atau sesudahnya. Kata tersebut dalam AI-Quran disebutkan sebanyak 7 kali. Begitu juga hari dalam seminggu berjumlah 7 hari, dan langit pun berjumlah 7. Berikut ini adalah ayat-ayat mengenainya:
- ..... Dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikannya tujuh langit ..... (Al-Baqarah: 29)
- Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah ..... (Al-Isra: 44)
- Katakanlah: “Siapakah yang memiliki tujuh langit dan ‘arasy yang besar” (Al-Mu’minun: 84)
- Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan kepada tiap-tiap langit urusannya ..... (Fushshilat: 12)
- Allah-lah Yang menciptakan tujuh langit dan reperti itu pula bumi ..... (AI-Thalaq: 12)
- Yang telah menjadikan tujuh langit berlapis-lapias. (AI-Mulk: 3)
- Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? (Nuh: 15)
Bilangan Sujud
Pada Al-Quran, akan anda temukan bahwa kata sujud yang dilakukan olch mereka yang berakal disebutkan sebanyak 34 kali. Jumlah tersebut sama dengan jumlah sujud dalam shalat seharihari yang dilahukan pada lima waktu sebanyak 17 rakaat. Pada setiap rakaat dilakukan dua kali sujud sehingga jumlahnya menjadi 34 kali sujud sebagaimana terdapat pada ayat-ayat berikut:
1. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: ‘Sujud-lah kamu kepada Adam’ …. (2:34)
Ayat ini merupakan ayat ketiga puluh empat pada surat Al-Baqarah, yaitu surat dalam mushaf yang pertama yang menyebutkan masalah sujud yang jumlahnya sama dengan jumlah sujud keseharian.
2. …. kemudian Kami katakan kepada para Malaikat; “Bersujud–lah kamu kepada Adam!” …. (Al-Araf: 11)
3. Dan ingatlah ketika Kami katakan kepada Malaikat: “Bersujud–lah kamu kepada Adam!” …. (AI-Isra: 61)
4. Dan (ingatlah) ketika kami katakan kepada para Malaikat: “Ber–sujud–lah kamu kepada Adam!” … (Al-Kahfi: 50)
5. Dan (ingatlah) ketika Kami katakan kepada para malaikat: “Ber-sujud-lah kamu kepada Adam!” . . . (Thaha: 116)
6. Wahai orang-orang yang beriman, ruku’ dan ber-sujud-lah kamu serta beribadahlah kamu kepada Tuhanmu . . . (AI-Hajj : 77 )
7. Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Sujud-lah kamu sekalian kepada Yang Mahapenyayang.” Mereka menjawab: “Siapakah Yang Maha Penyayang itu?” . . . (Al-Furqan: 60)
8. Janganlah kalian ber-sujud kepada matahari maupun bulan, dan ber-sujud-lah kamu semua kepada Allah, Zat Yang telah menciptakan keduanya (matahari dan bulan) …. (Fushshilat: 47)
9. Maka ber-sujud-lah kalian kepada Allah dan beribadahlah kalian (kepada-Nya). (Al-Najm: 62)
10. Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’lah bersama-sama orang yang ruku’. (Ali Imran: 43)
11. Maka sujud-lah para Malaikat itu semuanya bersama-sama. (Al-Hijr: 30)
12. Maka ber-sujud-lah para Malaikat itu semuanya bersamasama. (Shad: 73)
13. …. Maka semua para Malaikat itu ber- sujud, kecuali Iblis; ia enggan … (Al-Baqarah: 24)
14. …. Kemudian apabila mereka (yang salat besertamu) sujud (telah menyempurnakan satu rakaat) maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh). (An-Nisa: 102)
15. …. Lalu Kami katakan kepada malaikat: “Ber-sujud-lah kamu kepada Adam!”, maka mereka ber-sujud, kecuali iblis …. (Al-A’raf: 11).
16. .… Maka mereka ber- sujud, kecuali iblis ….(Al-Isra: 61)
17. …. Maka mereka ber-sujud, kecuali Iblis. Dan dia adalah dari golongan jin …. (AI-Kahfi: 61).
18. …. Maka mereka ber-sujud, kecuali iblis, ia enggan … (Taha: 116).
19. Berkata iblis: “Aku sekali-kali tidak akan ber-sujud kepada manusia yang Engkau telah ciptakan dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (Al Hijr: 33).
20. .…. Kecuali iblis, ia berkata: ‘Apakah aku akan ber-sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?”. (Al-Isra: 61).
21. Allah berfirman: ‘Apakah yang menghalangimu untuk ber- sujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” …. (AI-A’raf: i2).
22. Allah berfirman: “Wahai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-cipta-kan dengan kedua tangan-Ku?”…. (Shad: 75).
23. Janganlah kalian sujud kepada matahari maupun bulan ( Fushilat: 3 7 )
24. …. Mereka berkata: “Dan siapakah Yang Maka Penyayang itu? Apakah kami harus ber- sujud kepada yang kamu perintahkan kepada kami?” …. (Al-Furqan: 60).
25. Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi …. (AI-Ra’d: 15).
26. Dan hanya kepada Allah-lah sujud segala apa yang ada di langit dan bumi …. (Al-Nahl: 49).
27. Apakah kamu tlada mengetahui, bahwa kepada Allah ber-sujud segala apa yang ada di langit, bumi …. (Al-Haj: 18).
28. Agar mereka tidak ber- sujud (menyembah) Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi …. (Al-Naml: 25).
29. …. Mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga ber- sujud (sembahyang). (Ali Imran: 113).
30. Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka bertashbih memuji-Nya dan hanya kepada-Nyalah mereka ber- sujud. (Al-A’raf: 206).
31. Aku mendapati dia dan kaumnya ber- sujud kepada matahari, selain Allah …. (Al-Naml: 24).
32. Dan jika dibacakan Al-Quran kepada mereka, mereka tidak ber- sujud. (Al-Insyihaq: 21).
33. Dan pada bagian dari malam, maka sujud-lah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari. (AI-Insan: 26).
34. Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujud-lah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan). (AI-Alaq: 19).
Dalam Al-Quran tidak ada kata sujud yang dihubungkan dengan makhluk yang tidak berakal, kecuali satu ayat saja, yaitu dalam firman Allah SWT:
Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-keduanya sujud kepada-Nya. (Al-Rahman: 6).
Selain dalam ayat tersebut, 34 kata kerja (fi’il) sujud semuanya dihubungkan dengan makhluk berakal.
Shalat Lima Waktu
Dalam Al-Quran, kata Shalawat disebut lima kali, sama dengan jumlah shalat wajib sehari semalam: shubuh, zuhur, asar, maghrib dan isya, yaitu di dalam ayat-ayat berikut:
- Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna (shalawat) dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-Baqarah: 157).
- Peliharalah shalat-(mu), dan (peliharalah) shalat wurtha ….(Al-Baqarah: 298).
- …. Dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai jalan mendekatkannya kepada Allah dan shalawat Rasul …. (At-Taubah: 99)
- …. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat Yahudi dan shalat dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah …. (Al-Haj: 40}.
- Dan orang-orang yang senantiasa menjaga shalawat (shalat-shalat) mereka. (Al-Mukminun: 9).
Shalat fardhu dan Sunat:
Kata shalat berikut turunan katanya, disertai dengan kata qiyam berikut turunan katanya, dalam Al-Quran disebut 51 kali. Jumlah ini sebanding dengan jumlah rakaat shalat, yaitu 17 rakaat shalat wajib yang lima, ditambah dengan 34 rakaat shalat sunat – jika shalat sunat fajar (shubuh) dipandang dua rakaat, delapan sunat rakaat shalat zhuhur, delapan rakaat shalat ashar, empat rakaat shalat maghrib, dan sunat isya dipandang satu rakaat dari dua rakaat dengan satu duduk, ditambah dengan 11 rakaat sunat malam, sehingga jumlahnya lengkap 34 rakaat. Dengan demikian, maka jumlah keseluruhan shalat tersebut dengan ditambah 17 rakaat shalat wajib menjadi 51 rakaat. Kata-kata tersebut terdapat dalam ayat-ayat berikut:
- Dan janganlah kamu shalat terhadap teseorang dari mereka yang mati, selamanya, dan janganlah kamu berdiri di kuburnya …. (At-Taubah; 84).
- Kemudian Malaikai (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri shalat di mihrab …. (Ali Imran: 39).
- (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat …. (AI-Baqarah: 3)
- Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’-lah bersama dengan orang-orang yang ruku’. (AI-Baqarah: 43).
- .… Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat . .. (Al-Baqarah: 83).
- 6. Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat …. (AI-Baqarah: 110).
- …. Dan kepada orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat …. (Al-Baqarah: 177).
- …. Mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya … (Al-Baqarah: 277).
- Tidakkah kamu perhatikan kepada orang-orang dikatakan kepada mereka: “Tahanlah langanmu dari berperang, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat!” (An-Nisa: 77).
- Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu hendaklah mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) bersamamu …..(An-Nisa: 102).
- Maka apabila kamu telah menyelasikan shalat -(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring …. (An-Nisa: 103).
- …. Kemudian jika kamu telah aman maka dirikanlah shalat, …. (An-Nisa: 103).
- …. Dan jika mereka berdiri untuk ber-shalat, mereka berdiri dengan malas …. (An-Nisa: 142).
- …. Mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepada kamu, (yaitu Al-Quran) dan apa yang telah diturunkan sebelummu, dan orang-orang yang mendirikan shalat …. (An-Nisa: 162).
- Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu …. (AI-Maidah: 6).
- …. Sesungguhnya jika mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku . .. (Al-Maidah:12).
- …. Mereka yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). (AI-Maidah: 55).
- Dan agar mendirikan shalat serta bertaqwa kepada-Nya. Dan Dialah Tuhan yang kepada-Nya-lah kamu akan dihidupkan. (Al-An’am: 72).
- Dan omng-orang berpegang teguh kepada kitab (Taurat) serta mendirikan shalat, (akan diberi pahala ) karena sesungguhnya kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan. (Al-A’raf: 170).
- Yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkah sebahagian dasi rizki yang Kami berikan kepada mereka. (Al-Anfal: 3)
- .…. Kemudian jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berikanlah kebebasan kepada mereka untuk berjalan …. (At-Taubah: 5).
- Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat serta menunaikan zakat, maka mereka itu adalah saudara-saudaramu seagama . . . (At-Taubah: 11).
- Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah itu ialah orang-orang, yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapa pun selain Allah . . . (At-Taubah: 18).
- …. Dan mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan rasul-Nya …. (Al-Taubah: 71).
- .… Dan jadikanlah rumahmu olehmu itu sebagai tempat shalat, dan dirikanlah olehmu shalat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman. (Yunus: 87).
- Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada sebahagian permulaan malam …. (Hud: 114).
- Dan orang-orang yang sahar mengharap keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami berikan kepadanya …. (Al-Ra’d: 22).
- Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: “Hendaklah mereka mendirikan shalat” … (Ibrahim: 31).
- …. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka …. (Ibrahim: 37).
- Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat …. (Ibrahim: 40).
- Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam …. (AI-Isra: 78).
- Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahkanlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Thaha: 14).
- … Dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebaikan, mendirikan shalat …. (Al-Anbiya: 73).
- .… Orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan shalat …. (Al-Haj: 35).
- Yaitu orang-orang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat …. (Al-Haj: 41).
- … Maka dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu kepada tali Allah. Dia adalah pelandungmu. (At-Taubah: 78).
- Laki-laki yang tidak delalaikan dengan perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah dan dari mendirikan shalat …. (Al-Nur: 37).
- Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Rasul …. (AI-Nur: 56).
- Yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat …. (Al-Naml: 3).
- Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Quran) dan dirikanlah shalat …. (Al-Ankabut: 45).
- Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertawakkal kepada-Nya serta mendirikan shalat, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah. (AI-Rum: 31).
- Yaitu orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat ….(Luqman: 4).
- Wahai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar …. (Luqman: 18).
- … Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan rasul-Nya …. (‘Al-Ahzab: 33).
- … Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanyalah orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan shalat …. ( Fathir: 18).
- Sesungguhnya orang-orang yang membaca Kitabullah dan mendirikan shalat …. (Fathir: 18).
- Dan bagi orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat …. (Al-Syura: 38).
- …. Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberikan taubat kepadamu maka dirikanlah shalat …. (AI-Mujadilah: 13).
- Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik …. (Al-Muzammil: 20).
- … Dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat …. (Al-Bayyinah: 5).
- …. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat …. (Al-Baqarah: 125).
Semua itu merupakan karunia Allah yang membuktikan secara jelas kebenaran mazhab fiqih yang memandang bahwa bilangan shalat sunnat sehari semalam 34 rakaat.
Perintah Mendirikan Shalat
Kata kerja perintah (fi’l al-amr) “aqim” atau “aqimu” (dirikanlah) yang diikuti dengan kata “shalat” disebut sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah rakaat shalat fardhu (17 rakaat). Yang mendukung hal demikian, adalah juga disebutkannya kata “fardh” dengan berbagai turunan katanya yang disebut sebanyak 17 kali rakaat shalat wajib dalam sehari semalam, yang juga sama dengan jumlah rakaat shalat fardhu. Ayat-ayat yang memuat kata shalat yang digabungkan dengan kata kerja perintah “aqim” atau “aqimu” tersebut adalah sebagai berikut:
- Dan aqimu shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’-lah beserta orang-orang yang ruku’. (Al-Baqarah: 43).
- …. Aqimu shalat dan tunaikanlah zakat …. (Ali Imran: 83).
- Dan aqimu shalat dan tunaikanlah zakat … (AI-Baqarah: 110).
- …. “Tahanlah tanganmu dari berperang, aqimu shalat dan tunaikanlah zakat. ” (An-Nisa: 77).
- …. Kemudian apabila kamu telah merasa aman maka aqimu shalat sebagaimana biasa …. An-Nisa: 103).
- …. Agar kamu aqimu shalat serta bertaqwa kepada-Nya …. (Al-An’am: 72).
- …. Dan aqimu shalat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman. (Yunus: 87).
- Dan aqimu shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada sebahagian permulaan malam … (Yunus: 78).
- Aqimu shalat dari setelah tergelincir matahari sampai gelap malam …. (Al-Isra: 78).
- ….Dan aqimu shalat untuk mengingat Aku. (Thaha: 14).
- …. Maka aqimu shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kepada tali Allah …. (Al-Haj: 78).12.
- Dan aqimu shalat, dan tunaikanlah zakat …. (Al-Nur: 56).13. ….
- Dan aqimu shalat …. (Al-Ankabut: 45).
- …. Serta aqimu shalat, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah. (Al-Rum: 30)
- Wahai anakku, aqimu shalat dan suruhlah (manusia) untuk mengerjakan kebajikan …. (Luqman: 18).
- … Maka aqimu shalat …. (AI-Mujadilah: 13).
- Dan aqimu shalat, tunaikanlah zakat …. (AI-Muzammil: 20).
Rakaat Shalat Fardhu
Kata “faradha” berikut turunan katanya dengan pengertian faridah (kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan) di dalam AlQuran disebut sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah rakaat shalat, seperti tercantum di dalam ayat-ayat berikut:
- …. Barangsiapa yang menetapkan niat (faradha) dalam bulan itu akan mengerjakan haji maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan …. (Al-Baqarah: 197).
- Sesungguhnya yang mewajibkan (faradha) atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Quran, benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali …. (AI-Qashash: 85).
- Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan (faradha) Allah baginya ….. (Al-Ahzab: 38).
- Sesungguhnya Allah telah mewajibkan (faradha) kepada kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu ….. (Al Tahrim: 2 ).
- Jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum kamu bercampur dengan mereka, padakal sesungguhnya kamu sudah menentukan (faradh-tum) mahar bagi mereka … (Al-Baqarah: 237).
- ….. Maka bayarlah seperdua dari mahar yang telah kamu tetapkan (faradh-tum) itu kecuali … (Al-Baqarah: 237).
- Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan (faradh-na) kepada mereka tentang istri-istri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki ….. (Al-Ahzab: 50).
- (Ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajib (faradh-na) (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalamnya), dan Kami turunkan di dalamnya ayat-ayat yang jelas agar kamu selalu mengingatinya. (Al-Nur: 1).
- Tidak ada suatu pun (mahar) atas kamu, jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan istri-istrimu sebelum kamu bercampur menentukan mahar yang ditetapkan (faradhah) maharnya .. . (Al-Baqarah: 236).
10. ….. Dan sebelum kamu menentukan mahar yang ditetapkan (faradhah) bagi mereka ….. (AI-Baqarah: 236).
11. ….. Padahal sesungguhnya kamu telah menentukan mahar yang telah ditetapkan (faridhah) bagi mereka … (Al-Baqarah: 237).
12. ….. Orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak tahu siapa yang lebih dekat (bermanfa’at) dari mereka bagimu. Ini adalah ketetapan (faridhah) dari Allah ….. (An-Nisa: 11):
13. ….. Maka istri-istri yang telah kamu campuri di antara mereka berikanlah kepada mereka maharnya secara sempurna (faridhah) ….. (Al-Nisa: 24).
14. ….. Dan tiada mengapa bagimu terhadap sesuatu ynng telak kamu merelakannya, sesudah menentukan mahar (faridhah) itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (An-Nisa: 24).
15. ….. Untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan (faridhah) dari Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah: 60).
16. Baik sedikit maupun banyak menurut bagian yang telah ditetapkan (mafrudhah). (An-Nisa: 7).
17. Dan syaitan berkata: “Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba-Mu bagian yang telah ditentukan (mafrudhah) (untuk saya).” (An-Nisa: 7).
Bilangan Rakaat Shalat di Perjalanan
Dalam Al-Quran kata qashr (meringkas) berikut turunan katanya disebut 11 kali, dan bilangan itu sama dengan jumlah rakaat shalat harian di perjalanan yaitu 11 rakaat. Kesebelas kata-kata itu tercantum dalam ayat-ayat berikut:
- .… Maka tidaklah mengapa kamu meng-qashar (taqshuru) shalat-mu, jika kamu takut diserang oleh orang-orangkafir. ….. (Ar.-Nisa: 101)
- Dan teman-teman mereka (orang kafir dan orang fasik) membantu (syaitan-syaitan) dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-henti (yuqshirun) (menyesatkan). (Al-A’raf: 202).
- …. maka tembok-tembok kota roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana (qashr) yang tinggi. (Al-Haj: 45).
- Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana (kal-qashr). (AI-Mursalat: 32).
- ….. Kamu dirikan istana-istana (qushur) di tanah-tanahnya yang datar …. (Al-A’raf: 74).
- ….. Dan dijadikan-Nya pula untukmu istana-istana (qushura). (AI-Furqan: 10).
- Di sisi mereka ada bidadari-bidadari (qashirat) yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya. (AI-Shafat: 48).
- Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari (qashirat) yang sopan menundukkan pandangannya ….. (Al-Rahman: 56).
- (Bidadari-bidadari) jelita, putih bersih dipingit (maqshurat) di dalam rumah. (Al-Rahman: 72).
- Dan pada sisi mereka ada bidadari-bidadari (qashirat) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya. (Shad: 52).
- ….. Insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya (muqashshirin), sedang kamu tidak merasa takut . . . (Al-Fath: 27).
Wudhu dan Bilangan Basuhan
Persoalan yang erat hubungannya dengan masalah shalat, adalah wudhu. Wudhu mefiputi basuhan (ghusl) dan usapan (mash). Kata ghusl (membasuh) dengan air berikut turunan katanya di dalam Al-Quran disebut 8 kali, sedangkan basuhan dalam wudhu yang diperintahkan Allah kepada kita adalah 8 kali, yaitu (1) membasuh muka, (2) membasuh tangan kanan, dan (8) membasuh tangan kiri. Ketiga kata tersebut tercantum dalam ayat-ayat berikut:
- ….. Maka basuhlah (ighshilu) mukamu dan kedua tanganmu sampai siku-sikunya ….. (Al-Maidah: 6). Ayat tersebut merupakan ayat pertama dalam mushaf yang membicarakan masalah ghusl yang dihubungkan dengan wudhu.
- ….. Dan jangan pula (kamu menghampiri masjid dalam keadaan) junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi (taghtasilul) ….. (An-Nisa: 49).
- (Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mendi (mughtasal) dan minum.” (Shad: 42).
Wudhu dan Bilangan Usapan (Masahat):
Kata “imsahu” (perintah jamak untuk mengusap) di dalam AI-Quran disebut 3 kali, sama dengan bilangan usapan yang wajib dalam wudhu, yaitu (1) mengusap kepala, (2) mengusap kaki kanan, dan (3) mengusap kaki kiri. Ketiga kata tersebut terdapat dalam ayat-ayat berikut:
- ….. Maka hendaklah kalian bertayammum dengan menggunakan dengan tanah yang baik (bersih); sapulah (imsahu) mukamu dan kedua tanganmu ….. (An-Nisa: 43).
- ….. Dan sapulah (imsahu) kepalamu dan kaki-kaki kamu sampai kedua mata kaki ….. (Al-Maidah: 6).
- ….. Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah (imsahu) mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. ….. (AI-Maidah: 6).
Orang-Orang Yang Bersaksi (AI-Asyhad )
Kata syahadah (bangkit bersaksi) berkaitan secara khusus dengan para syuhada Allah SWT, selain para Nabi, dan mereka adalah orang-orang yang bersaksi di hadapan Allah atas para hamba-Nya di hari kiamat dan hari tegaknya kesaksian. Maksud kata syuhada bukanlah orang yang terbunuh di jalan Allah SWT. Kata syahadah, berikut turunan katanya telah disebutkan dalam ayat-ayat berikut:
- ….. dan para saksi (asyhad) akan berkata: “Orang-orang inilah yang berdusta terhadap Tuhan mereka ….. ” (Hud: 18).
- Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orangorang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (al-asyhad).” (Ghafur: 51).
- Maka bagaimanakah halnya (orang kafir nanti) jika Kami mendatangkan seorang saksi (syahid) dari tiap-tiap umat. (An-Nisa: 41).
- ….. dan pada hari ketika Kami membangkitkan seorang saksi (syahid) dari tiap-tiap umat. (Al-Nahl: 84).
- Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat lslam) umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksisaksi (syuhada) perbuatan manusia … (Al-Baqarah: 143).
- ….. dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dajadikan-Nya (gugur) sebagai syuhada ….. (Ali Imran: 140).
- ….. maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid (syuhada) dan orang-orang saleh. (An-Nisa: 69).
- ….. disebabkan mereka diperintahkan untuk menjaga kitabkitab Allah dan mereka menjadi saksi (syahida) terhadap nya ….. (Al-Maidah: 44).
- ….. supaya Rasul menjadi saksi atas diri kamu dan supaya kamu semua menjadi saksi (syahida) atas segenap manusia ….. (AI-Haj: 78).
- Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan ) orang-orang yang mempunyai bukti yang nyata (Al-Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (syahid) (Muhammad) dari Allah .….. (Hud: 17)
- ….. dan didatangkanlah para Nabi dan saksi-saksi (syuhada) dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan. (Al-Zumar: 69).
- ….. dan orang-orang yang menjadi saksi (syuhada) di sisi Tuhan mereka. Bagi mereka pahala dan cahaya mereka ….. (AI-Hadid: 19).
Ungkapan “orang-orang yang beruntung”
(hum al-muflihuun)
Di dalam Al-Quran, ungkapan hum al-muflihuun disebutkan sebanyak duabelas kali, yakni pada ayat-ayat:
- Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan merekalah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (AI-Baqarah: 5)
- …..menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka itulak orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Ali Imran: 104)
- ….. maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (AI-A’raaf: 8)
- Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cakaya yang terang yang diturunkan kepadanya (AI-Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Al-A’raf: 157)
- Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun) . (At-Taubah: 88)
- Barang.riapa yang berat timbangan (kebaikannya), maka mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Al-Mu’minuun: 102)
- Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (An-Nuur: 51)
- Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Ar-Ruum: 38)
- Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Luqman: 5)
- Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung (humul muflihuun). (Al-Mujadilah: 22).
- Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (Al-Hasya: 9)
- Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung (humul muflihuun). (At-Taghaabun: 16)
Para Penghuni Surga
Ungkapan ashab al-jannah (para penghuni surga) dalam AlQuran disebut sebanyak 12 kali. Yang dimaksud dengan surga ialah yang ditetapkan Allah bagi orang-orang yang benar, bukan surga dunia sebagaimana dimaksudkan dalam firman Allah SWT: “Sesungguhnya Kami uji mereka sebagaimana Kami uji penghuni-penghuni surga ……” Surga yang dimaksudkan oleh ayat ini adalah surga dunia. Ada pun pada ayat selain ini, surga yang dimaksud adalah surga yang ditetapkan oleh Allah SWT bagi hamba-hambaNya yang saleh. Kata ashab al-jannah yang disebut 12 kali, sama dengan banyaknya Khalifah sepeninggal Rasulullah saw., sebagaimana disebutkan di dalam ayat-ayat berikut ini:
- ………Dan orang-orang beriman serta beramal saleh, mereka itu para penghuni surga (ashab al -jannah). (Al-Baqarah: 82)
- ………Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekadar kemampuannya, mereka itulah para penghuni surga (ashab al-jannah). (Al-A’raf: 42).
- 3. Dan para penghuni surga (ashab al-jannah) berseru ……… (AIA’raf: 44)
- ……… Dan mereka menyeru penghuni surga (ashab al-jannah): “Limpahkanlah kepada kami sedikit air ……… (Al-A’raf: 50)
- ………Dan mereka tidak ditutup: debu hitam, tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah para penghuni surga (ashab al-jannah). (Yunus: 26).
- …… Dan merendahkan diri kepada Tukan mereka, mereka itu adalah para penghuni surga (ashab al-jannah) (Hud: 23).
- Sesungguhnya para penghuni surga (ashab al-jannah) pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). (Yunus: 55).
- Para penghuni surga (ashab al-jannah) pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. (AI-Furqan: 24)
- …… dan Kami ampuni kesalakan-kesalahan mereka, bersama para penghuni surga (ashab aljannah) …… (Al-Ahqaf: 16)
- Tiada sama penghuni neraka dengan penghuni surga (ashab aljannah). (Al-Hasyr: 20).
- …. para penghuni surga (ashab al-jannah) itulah orang-orang yang beruntung. (Al-Hasyr: 20).
- ….. Dan para penghuni surga (ashab al-jannah) berseru: “Salamun’alaikum” …… (Al-A’raf: 46)
Orang-Orang Pilihan (Al-Musthafun)
Setelah Rasulullah saw.
Kata ishthafa (memilih) berikut turunan katanya, dengan pengertian legitimasi Allah SWT kepada orang-orang pilihan dari dan atau bagi makhluk-Nya, disebut 12 kali dalam Al-Quran. Sesuai dengan jumlah pilihan Allah SWT sepeninggal Rasulullah saw. untuk menyelenggarakan pemerintahan di kalangan umatnya dan mewarisi Al-Kitab. Allah berfirman:
Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu AIKitab itulah yang benar, dengan membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya. Sesungguhnya AIIah benar-benar mengetahui lagi Maka melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya. Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-kamba Kami; lalu di antara mereka (hamba-hamba, bukan di antara orang-orang pilihan) ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah…. (Fathir:31-32).
Maka yang dimaksud dengan “sabiqu” (yang lebih dulu berbuat baik) adalah Imam yang dipilih dan diwarisi Kitab oleh Allah SWT; “muqtashid” adalah orang yang konsisten dengan kebijaksanaan Imam; sedangkan “dhalimu linafsihi” adalah orang yang keluar dari jalur Imam. Dalam pengertian seperti itulah, kata ishthafa berikut turunan katanya tercantum dalam ayat-ayat berikut:
- ….. Sesungguhnya Allah telah memilih (isthafa) agama ini bagimu ….. (AI-Baqarah: 132)
- Sesungguhnya Allah telah memilih (isthafa) Adam, Nuh, keluarga Ibrahim. ….. (Ali Imran: 33).
- Katakanlah: “Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hambanya yang dipilih-Nya (isfhafa) … (AI-Naml: 59).
- Kalau sekiranya Allah hendak memilih (isthafal) anak, tentu Dia akan memilih apa yang Dia kehendaki …… (Al-Zumar: 59).
- “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu (isthafaki), mensucikan kamu ….. (Ali Imran: 42)
- ….. dan melebihkan kamu (wasthafaki) atas segala wanita di dunia ( yang semasa dengan kamu). (Ali Imran: 42).
- ….. Nabi (mereka) berkata: “Sesungguhnya Allah telah memilihnya (isthafahu) (menjadi rajamu) dan menganugerahinya ilmu yang luas serta tubuh yang perhasa . . . (Al-Baqarah: 247).
- ….. sesungguhnya Aku mernilih (melebihkan) kamu (ishthafaituka) dari manusio yang lain untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku ….. (Al-A’raf: 144)
- Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih (isthafaina) di antara hamba-hamba Kami ….. (Fathir: 32).
- ….. dan sesungguhnya Kami telah memilihnya (isthafainahu) di dunia (AI-Baqarah: 139).
- Allah memilih (yasthafa) utusan-utusan-Nya dari Malaikat dan dari manusia. (Al-Haj: 75).
- Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan (Al-musthafin) yang paling baik (Shad: 47).
Ulul ‘Azmi Berjumlah Lima Orang Rasul
Menurut keyakinan kaum Muslimin, bahwa ulul azmi dari kalangan Rasul berjumlah lima orang, yaitu Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad saw. Dalam Al-Quran, ternyata kata ‘azm disebut sebanyak lima kali, sama dengan jumlah Rasul-Rasul-Nya yang termasuk ulul ‘azmi, yaitu dalam ayat-ayat berikut :
- ….. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan (‘azmi) yang patut diutamakan (Ali Imran: 186).
- ..… Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal (‘azmi) yang diwajibkan (oleh Allah). (Luqman: 17).
- Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal (‘azmi) yang diutamakan. (Al-Syura: 43).
- Maka bersabarlah kamu seperti orang yang mempunyai keteguhan hati (ulul ‘azmi) dari rasul-rasul yang telah berlaku dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka . ….. (AI-Ahqaf: 35).
- Dan sesungguhnya Kami telah perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak kami dapati padanya kemauan yang kuat (‘azmah) (Taha: 115).
Thawaf dan Sa’i
Kata thawaf yang terpuji di dunia dan kata turunannya dalam Al-Quran, disebut sebanyak tujuh kali, sama dengan jumlah thawaf mengelihngi Ka’bah dan ketika sa’i antara Shafa dan Marwa, yaitu pada ayat-ayat berikut ini :
- ….. Dan Kami tidak meniadikan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan sujud. (Al-Baqarah: 125).
- ..… Dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku’ dan sujud. (AI-Haj: 26).
- Lalu kebun itu diliputi (thafa) ….. (Al-Qalam: 19).
- ….. Malapetaka (yang datang) (thaifu) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur. (AI-Qalam: 19).
- ….. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau melakukan umrah, maka tiada dosa baginya melakukan thawaf (sa’i) antara keduanya ….. (Al-Baqarah: 158).
- …… Dan hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka dan hendaklah mereka melakukan thawaf di sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah). (AI-Haj: 29).
- ….. Mereka melayani (thawafuna) kamu, sebagian kamu (ada keperluan) kepada sebagian (yang lain) ..… (AI-Nur: 58).
Bilangan Kata “Kiblat”
Kata kiblat dalam Al-Quran disebut sebanyak tujuh kali sama dengan jumlah thawaf di sekitar kiblat (Ka’bah), yaitu pada ayatayat berikut :
- ….. Dan kami tidak menjadikan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (agar nyata) siapa yang mengikuti rasul dan siapa yang membelot ….. (AlBaqarah: 143).
- Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai ….. (Al-Baqarah: 144).
- ….. Dan sebagian mereka tidak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain ….. (Al-Baqarah: 145).
- ….. Dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu sebagai tempat shalat (kiblat) dan dirikanlah shalat (Yunus: 87).
- Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu ….. (Al-Baqarah: 145).
- Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya ….. (Al-Baqarah: 142).
- ….. Dan kamu pun tidak mengikuti kiblat mereka ….. (AIBaqarah : 145 ).
Mi’raj dan Jumlah Langit
Kata ‘araja dan turunan katanya dengan pengertian naik ke langit, di dalam Al-Quran disebut sebanyak tujuh kali sesuai dengan jumlah langit, yaitu tujuh. Perlu diketahui, bahwa kata tersebut digunakan oleh Al-Quran untuk mengungkapkan perjalanan jauh menembus luar angkasa, dan gravitasi bumi. Menurut sains modern perjalanan di sana hanya bisa dilakukan dengan cara melayang-layang (mun’arijat atau mun’athifat). Sesekali Al-Quran menggunakan kata yash’adu untuk burung yang terbang di udara (planet bumi) atau di sekitarnya, yaitu seperti disebutkan pada ayat-ayat berikut :
- Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) (ta’ruju) kepada Tuhan ….. (AI-Ma’arij: 4).
- …. Kemudian (urusan) itu naik (ya’ruju) kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. (Al-Sajdah: 5).
- Dia mengetahui apa yang masuk ke bumi, apa yang keluar darinya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik (ya’ruju) kepada-Nya. Dan Dialah Yang Maha Penyayang Lagi Maha Pengampun. (Saba’: 2).
- .Dia Mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar darinya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik (ya’ruju) kepada-Nya. Dan Dia bersama Kamu di mana saja kamu berada ….. (Al-Hadid: 4).
- .Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit maka mereka terus-menerus naik (ya’rujun) kepada-Nya. (AI-Flijr: 14).
- Tentulah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Maha Pemurah, loteng-loteng perak bagi rumah tinggal mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang bssa mereka naiki (ma’ariji). (AI-Zukhruf: 33).
- .(Yang datang) dari Allah, Pemilik tempat-tempat naik (ma’arij). (Al-Ma’arij: 3).
Laki-laki dan Wanita (Rajul dan Imra’ah)
Kata rajul secara berdiri sendiri, disebut sebanyak 24 kali dalam AI-Quran, begitu pula kata imra’ah.
Rasul dan Shalat
Dalam Al-Quran nama Rasulullah saw., Muhammad, disebut sebanyak empat kali sama dengan jumlah nama yang disebut di dalam qamat (dua kali), tasyahud awwal (satu kali), dan dalam tasyahud akhir (satu kali), yaitu sebagaimana disebutkan pada ayat-ayat berikut :
- Muhammad tidak lain hanyalah seorang Rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul ..... (Ali Imran: 144).
- Muhammad sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah ….. (Al-Abzab: 40).
- Serta beriman (pula) kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad, dan itulah yang hak dari Tuhan mereka ….. (Muhammad: 2).
- Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersamanya adalah keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang di antara mereka ….. ( Al-Fath: 29).
Quraish Shihab, dalam bukunya, Mukjizat al Qur’an ditinjau dari aspek kebahasaan (Cet. II, 2007, Mizan, Bandung), juga menulis :
- Kata al Hayâh (kehidupan) dan al Maut (kematian) masing-masing sebanyak 145 kali
- Kata an Naf`u (manfaat) dan al Fasâdu (kerusakan) masing-masing sebanyak 50 kali
- Kata al Harru (panas) dan al Bardu (dingin) masing-masing sebanyak 4 kali
- Kata al Shalihat (kebajikan) dan al Sayyi’at (kejelekan) masing-masing sebanyak 167 kali
- Kata al Thuma’ninah (ketenangan) dan al Dhaiqu (kesempitan) masing-masing sebanyak 13 kali
- Kata al Ruhbah (takut) dan al Raghbah (harap) dalam berbagai bentuknya masing-masing 8 kali
- Kata al Kufru (kekufuran) dan al Iman (keimanan) masing-masing 17 kali
- Kata Kufrun dan Iman, masing-masing 8 kali
- Al Shaifu (musim panas) dan al Syita’ (musim dingin) masing-masing 1 kali.
Leave a Reply